Berkunjung ke Aceh, tidak lengkap rasanya kalau tak membawa pernak-pernik khas untuk saudara atau pun keluarga di rumah.
Dikenal sebagai serambi mekkah, Aceh bukan hanya mengingatkan kita pada tokoh-tokoh perjuangan di zaman kerajaannya yang melegenda, tetapi juga hasil karya tangannya.
Seperti kopi gayo, cokelat, dan satu lagi yakni batik.
Yups, kain batik asal Aceh juga tak kalah indahnya dari batik-batik di Kepulauan Jawa.
Meski dipengaruhi oleh asal muasal batik Jawa, tetapi motif khas Aceh juga memiliki kisah dan makna filosofinya tersendiri.
Sama seperti batik yang kita ketahui falsafahnya melalui ornamen atau isen-isen, motif batik Aceh pun mengambil desain berdasarkan corak kehidupan sosial masyarakatnya di kehidupan sehari-hari mereka.
Bahkan konon berkaitan erat dengan konsep penerimaan dan keikhlasan hidup yang mereka jalani sepanjang hidupnya.
Seperti apa ya kira-kira? Yuk simak penjelasan dari kami!
Motif Batik Aceh
1. Motif Kerawang Tegak dan Datar
Motif kerawang tegak dan datar berakar (serapan) dari keberadaan motif kerawang emon berangkat juga emon beriring.
Motif ini terinspriasi dari ukiran khas yang ada di bagian rumah adat Aceh Gayo.
Polanya berupa sulur-sulur yang saling sambung menyambung layaknya ukel lebat dan subur tetapi tidak berujung.
Dengan posisi posisi mendatar serta tegak, batik ini merupakan representasi atas fungsi dan arti sebuah pakaian bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mereka, baik untuk bekerja, bermasyarakat, dan bersosialisasi.
Seperti yang ada pada ajaran agama Islam sebagai ‘habluminannas’ yakni perintah untuk berbuat baik dan saling mengasihi sesama manusia.
Menurut keterangan sejarah, cara penggambaran motif ini dimulai dengan memainkan pola secara dekoratif dan harus benar-benar terukur, sehingga waktu melakukan pengulangan pola bisa tepat.
Meskipun tampak sederhana, akan tetapi polanya yang rapi dan tertata membikin batik ini terlihat penuh dan elegan sebagaimana
yang diharapkan masyarakat Aceh Gayo untuk busana adat mereka.
2. Motif Ceplok Gayo
Motif ceplok gayo juga diambil dari bentuk ukiran rumah adat Aceh Gayo, tepatnya pada bagian ujung ukiran kerawang.
Motif ini pun mulai dikembangkan secara perlahan dan kemudian diterapkan untuk motif
lainnya seperti sulam dan embroidery (bordir) khas wilayah ini.
Pada dasarnya motif ceplok memang polanya lebih njeblok atau cekung melebar berupa ceplok-ceplok gambar yang dimodifikasi dari ukiran motif kerawang khas
Gayo.
Ceplok merupakan istilah yang berasal dari single pola, motif, maupun ornamen
yang memang hanya ada satu jenis tetapi wujudnya menyebar.
Karena ukurannya yang agak kecil itulah, kemudian dibikin secara berulang-ulang dengan penempatan yang berbeda.
Bisa menyatu, segaris, atau malah menyebar dan terpisah, asal memenuhi satu dasaran kain.
Frasa “ceplok” diambil dari istilah bahasa Jawa, sebagai wilayah yang mendominasi asal muasal keberadaan seni tulis ini berada.
Nah, penggambaran motifnya sendiri dilakukan dengan memilih warna yang memang menggambarkan kepribadian masyarakat Aceh Gayo.
Penduduk Aceh Gayo cenderung menyukai bingkai warna warna cerah atau light dan warna yang tegas, seperti; pink dusty, merah burgundi, merah hati, merah darah, kuning halus, serba hijau, hitam, dan sejenisnya.
Namun yang paling utama adalah background atau dasarnya adalah hitam legam, sehingga motif ceplokannya bisa terlihat menonjol dan dominan, tetapi juga mampu menjaga nuansa harmonis dalam ikatan tata warna hitam.
Hal ini demi memberikan kesan yang kuat dan cerah pada kain batik mereka sendiri.
Berdasarkan penggambaran, motif ceplok merupakan simbol keindahan dan keanekaragaman seni budaya yang mengakar kuat serta toleransi dalam tata sosial masyarakat Aceh Gayo.
Sedangkan motif ceplok dengan blushing warna-warni menyiratkan pesan bahwa seluruh perbedaan yang sudah ada sejak dulu dalam masyarakat tidak lain dan tidak bukan adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa dan patut disyukuri apa adanya.
3. Motif Bungong Jeumpa
Mendengar nama Bungong Jeumpa tentu langsung bikin kita ingat dengan Aceh.
Motif ini biasa disebut bungong jeumpa atau bagi orang Jawa, mereka lebih mengenalnya sebagai bunga kantil.
Kain batik motif bunga jeumpa dikembangkan dan disebarluaskan karena hampir di setiap wilayah aceh banyak tumbuh bunga jeumpa yang indah dan sedap dipandang, apalagi kalau sedang musim mekar.
Batik ini juga termasuk kategori naturalistik karena unsur alamnya sangat kuat dan mendominasi.
4. Motif Tolak Angin
Motif batik tolak angin khas Aceh dienuhi dengan ornamen etnik yang menggambarkan keberadaan sejumlah ventilasi atau lubang udara.
Motif ini terinspirasi dari jendela angin-angin yang ada pada rumah adat Aceh kala itu.
Dari segi filosofi, makna tolak angin bisa diartikan sebagai lambang keluar masuknya unsur alam, yang berarti masyarakat Aceh sudah terbiasa dalam menerima budaya yang plural, baik dari dalam maupun luar disertai nilai toleransi.
5. Motif Geometris Gayo
Motif geometris sebenarnya juga diambil dari pelbagai pola ukiran kerawang yang
bentuknya mencampurkan potongan diagonal yang dipadankan dengan motif sulur-sulur untuk mengisi bidang kain tersebut.
Namun pada motif geometris gayo yang modern saat ini menggabungkan beberapa motif lawas sehingga tercipta integrasi dan harmonisasi yang baik.
Keberadaan motif ini diharapkan mampu menurunkan ketegasan atau lancipnya motif pada ukiran karawang yang asli pada kayu.
Sekilas memang motif ini tampak rumit tetapi ritmis,
dan lembut apabila dijadikan sebagai bahan pakaian.
Gradasi tata warna pada dasaran kain motif geometris gayo dipenuhi oleh warna yang cerah dan menyegarkan, sehingga menambah nuansa baru.
Pemilihan motif ini termasuk yang mudah digambar seperti motif rencong yang kami buat sebagai feature image.
6. Motif Karawang Lembut
Sekarang kita beralih ke batik Aceh modern beserta penjelasannya.
Salah satunya adalah motif karawang lembut, yang bersumber dari bagian pola ukiran pada rumah adat Aceh, tetapi bentuknya dibuat geometris.
Bidang-bidangnya sendiri diisi oleh pola atau garis horizontal membentuk
ritme yang terpadu dengan pengisian warna khas masyarakat Aceh.
Dicampur juga dengan ornamen sulur-sulur dan ukelan, serta ornamen adat untuk memenuhi dasaran batik geometris tersebut.
Motif karawang lembut merupakan salah satu kreasi baru yang kini juga dikembangkan ke dalam bentuk vector maupun png oleh masyarakat millenial demi menarik minat dunia melalui fashion batik.
Kelebihan dari motif ini mengandung unsur kebudayaan dan kondisi sosial masyarakat Aceh gayo sendiri.
Setiap ornamen yang dibubuhkan, menyimpan sederet filosofi tersendiri yang juga diharapkan bisa menjadi falsafah kehidupan manusia sampai ke depannya.
Selain itu, batik Aceh juga diharapkan bisa terus dilestarikan dengan menggabungkan berbagai macam komposisi batik dari berbagai daerah di Indonesia agar terus berjaya.
Tak lupa menyisipkan beberapa makna dan penjelasannya melalui pola, isen-isen, serta ornamen yang diterapkan.
7. Motif Batik Aceh Kombinasi dan Modern
Nah, itulah pengertian dan macam-macam motif batik Aceh yang bisa kamu pelajari.
Setidaknya bisa menambah wawasan dan ilmu baru ya.
Lulusan dari sekolah mode di bilangan Jakarta. Sedang berproses agar bisa jadi desainer. Senang berbagi lewat blog pribadi. Cuma punya 1 facebook yaitu Farah Nisa.