Sejarah batik di Indonesia, bermula sejak abad ke-17 masehi.
Saat itu, batik masih ditulis serta dilukis hanya pada daun lontar dan papan rumah adat.
Saat itu, motif batik juga belum bervariasi.
Corak da motifnya dominan berbentuk tanaman dan binatang.
Bahkan, pada zaman itu batik hanya digunakan sebagai kesenangan pengerajin.
Sejarah Batik di Indonesia
Kata batik sendiri, berasal dari bahasa Jawa yakni nitik dan amba.
Awalnya, batik hanya dituliskan di atas daun lontar dan juga papan rumah ada Jawa, lho.
Kegiatan ini hanya digunakan untuk mengisi waktu luang.
Motif yang diterapkan juga sangat sederhana seperti tumbuhan dan juga binatang.
Saat memasuki kerajaan Majapahit abad ke-17, sejatinya kesenian ini mulai dikenal.
Kesenian batik sudah mulai dituliskan di atas kain yang selanjutnya dibuat pakaian.
Adapun jenis bahan yang dipilih kala itu adalah kain putih yang merupakan hasil tenunan sendiri.
Beda halnya untuk membuat pola dan gambar, yang menggunakan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan.
Berikut sejarah motif batik sesuai daerah yang ternyata memiliki makna penting:
1. Sejarah batik pekalongan
Sejarah Batik pekalongan berpengaruh kuat terhadap kebudayaan dari masyarakat sekitar yang sering berubah-ubah dan saling meniru.
Hal ini, menimbulkan kreativitas pengerajin batik Pekalongan untuk membuat motif batik Pekalongan yang baru.
Salah satu motif batik Pekalongan yakni motif semen yang sama dengan motif klasik semen dari Jawa Tengah seperti Yogyakarta dan Solo.
Di dalamnya, terdapat motif semen berbentuk tumbuhan.
2. Sejarah batik solo
Parang adalah motif diagonal yang berbentuk senjata tajam, berbentuk garis yang melekuk-lekuk dari sisi bagian atas ke bawah kain batik.
Kusumo, memiliki arti bunga.
Maka, bisa disimpulkan jika parang kusumo berarti seorang kesatria yang mempunyai wibawa dan mencintai rayatnya.
Ini membuat kain batik parangkusumi ini hanya dimiliki darah biru ataupun kerutunan raja saja.
3. Sejarah batik mega mendung
Sementara itu, menurut historical side motif ini disebut batik mega mendung karena menjadi ikon batik bagi daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya.
Motif batik ini, memiliki ciri khas yang tidah bisa ditemui pada daerah penghasil batik lainnya.
Motif megamendung juga merupakan wujud karya yang amat luhur dan penuh dengan makna, sehingga penggunaan motif megamendung perlu dijaga dengan baik dan juga ditempatkan sebagaimana mestinya.
4. Sejarah batik Yogyakarta
Sejarah batik Parang Rusak ini, awalnya bermula saat kelurga kerajaan mengenakannya di acara kenegaraan.
Parang Rusak, memiliki arti suatu pertarungan dalam diri manusia untuk melawan kejahatannya melalui pengendalian diri pada hasrat untuk menjadi orang yang bijaksana dan memiliki akhlak mulia.
5. Sejarah batik kawung
Pada zaman dulu, motif batik kawung hanya dikenakan oleh kalangan kerajaan saja.
Seorang pejabat kerajaan yang mengenakan baju bermotif batik kawung, mencerminkan kepirbadian sebagai seorang pemimpin yang dapat kendalikan hawa nafsu dan menjaga hati nurani.
Dengan begitu, akan tercipta keseimbangan dalam perilaku kehidupan seorang manusia.
6. Sejarah batik Cirebon
Motif batik dari daerah Cirebon adalah motif batik naga silam.
Sama dengan megamendung, motif naga silam juga mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Tiongkok.
Batik naga memiliki perbedaan dengan batik lain, yakni mendapatkan pengaruh dari kebudayaan India yang bermakna peperangan yakni antara kebaikan melawan kejahatan.
7. Sejarah kampung batik semarang
Sejarah Kampung Batik Semarang, mengalami masa pasang surut.
Pada masa penjajahan, kampung Batik Semarang alami kejayaan hingga tahun 1942.
Saat masa penjajagan Jepang, Kampung Batik Semarang alami kebakaran hebat yang habiskan lokasi.
Sejak peristiwa ini, Kampung Batik Semarang seorah tak ada lagi.
Hingga tahun 190, masyarakat sekitar berusaha untuk membangkitkannya kembali.
8. Sejarah batik Madura
Masyarakat Madura juga memiliki batik khas daerah mereka sendiri.
Sejarah batik Madura, lebih banyak diminati dan juga poluler di kalangan konsumen lokal serta internasional.
Bentuknya sangat khas dan motif batik tulis Madura ini punya keunikan tersendiri untuk konsumen.
Batik ini, mengusung motif yang unik dan bebas.
9. Sejarah batik bali
Pada masa sekarang ini, motif batik dari Bali cenderung dapat menyesuaikan dengan batik modern pada umumnya.
Motif yang terdapat pada batik modern merupakan ekspresi dari beberapa benda alam.
Misalnya pohon, bunga, kupu-kupu tanpa mengurangi pengaruh batik tersebut dalam proses festival atau upacaara keagamaan.
Terlebih, Bali juga memiliki beragam design, corak asli, dan motif.
Banyak desain batik khas Bali yang dipadukan dengan mtif batik dari beragam wilayah di Tanah Air dan juga penagaruh dari motif China.
10. Sejarah batik Banten
Batik Banten, mempunyai ciri khas pada pola hias gerabah klasik dan juga keramik lokal klasik dari peninggalan Kerajaan Banten.
Motif batik Banten, memiliki banyak cerita tentang sejarah Banten yang mengandung filosofi yang diambil dari nama tempat, gelar, dan ruang dari situs kerajaan Banten.
Motif batik ini mengambil nama tempat Pasepen, Srimangati, Surosowan, Pajantren, dan Datulava.
12. Sejarah batik Kalimantan
Sejarah batik Kalimantan ini, bermotif kembang Tanjung yang merupakan bentuk ceplok yang mengambil keindahan alam sekitar.
Kembang tanjung memiliki yang berbentuk kecil, berwarna krem, dan beraroma wangi yang lembut.
Konon, saat masa lampau kembang tanjung banyak terdapat di area keraton Yogyakarta sehingga membuat para pembatuk membuat motif kembang tanjung.
13. Sejarah batik lasem
Sejarah batik lasem, sangat erat kaitannya dengan kedatangan Laksamana Cheng Ho tahun 1413.
Babad Lasem Karangan Mpu Santri Badra tahun 1401 saka ( 1479 M).
Anak buah kapal Dhang Puhawang Tzeng Ho dari Negara Tiong Hwa, Bi Nang Un dan istrinya Na Li Ni memilih menetap di Bonag usai melihat keindahan alam Jawa.
Di tempat inilah, Na Li Na sudah mulai membatik motif burung hong, bunga seruni, mata uang, dan juga warna merah darah ayam khas Tiong Hwa.
Motif inilah yang menjadi ciri khas unik dari Batik Lasem.
14. Sejarah batik jambi
Motif batik batanghari ini, mempunyai sejarah yang merupakan nama sungai terpanjang di Jambi dan menjadi ikon penuh dengan nilai histori dan penunjang perekonomian sejak zaman dulu.
sehingga, dapat menginspirasi masyarakat Jambi untuk membuat motif batik batangmatahari.
15. Sejarah batik papua
Sesuai dengan namanya, motif ini memiliki pola hias utama yaitu burung Cendrawasih.
Seperti kita tahu, burung Cendrawasih merupakan burung yang juga menjadi lambang sebuah keindahan.
Beberapa suku di daerah sekitar bahkan menganggap burung ini sakral.
Pola burung Cendrawasih dalam kain biasanya dipadukan dengan gambar tumbuhan dan bunga-bunga cantik khas daerah sekitar.
Motif ini pun banyak digemari oleh kaum wanita karena mampu memberikan kesan anggun nan menawan.
16. Sejarah batik betawi
Motif batik Betawi, lebih fokus pada keseian budayanya yang dipengaruhi oleh kebudayaan dari berbagai negara seperti India, Cina, dan Arab.
Terdapat banyak ragam corak yang diterapkan pada batik khas Batavia ini.
Mulai dari motif ondel-ondel maupun motif yang menggambarkan figur boneka khas Jakarta.
Boneka ondel-ondel, dipercaya sebagai penolak bala.
Maksudnya, bisa menjauhi Anda dari sikap buruk.
Maka tak heran, jika batik motif ini lebih sering dikenakan dalam upacara adat Betawi.
17. Sejarah batik dayak
Penting Anda ketahui, jika motif yang satu ini sering kali digunakan dalam kegiatan seni suku Dayak.
Motif ini, juga termasuk ciri-ciri dari pembela kesenian lainnya yang ada di Indonesia.
Motif burung enggang juga dikombinasikan dengan motif naga atau akar-akaran.
Selain itu, burung enggan dan juga naga adalah simbol penguasa alam, lho.
18. Sejarah batik riau
Di Kepulauan Riau, tercipta motif batik bermotif ikan tamban.
Nama latinnya, Hilsa Keele yang merupakan ikan terkenal di Kepulauan Riau khususnya di kawasan kabupaten Lingga dan sekitarnya.
Filosofi ikan ini merupakan kebersamaan dan juga kesederhanaan dalam hidup bermasyarakat yang tidak mengenal kelas sosial.
Di kepulauan Riau, motif batik yang dibuat merupakan batik bermotif ikan.
19. Sejarah batik cap
Pada pertengahan abat ke-19, terdapat sebuah alat yang berasal dari tembaga atau biasa disebut dengan cap.
Gunanya, untuk membuat pola pada kain batik.
Pola yang terbentuk di batik cap, biasanya berbentuk persegi.
Kemungkinan besar, batik ini terinspirasi dari alat cap berbahan kayu yang susah lama sekali digunakan di India.
20. Sejarah batik tasikmalaya
Batik menjadi salah satu budaya yang sudah ada dalam kehidupan masyarakat Tasikmalaya dan sudah ada sejak satu abad lamanya.
Para leluhur Tasikmalaya, telah berhasil memberikan warisan sebuah tradisi batik indah pada masyarakat saat ini.
Warna yang indah pada kain batik ini, didapatkan dengan merendam kain terlebih dahulu.
Sebelum diproses, batik melalui proses perendaman dan juga dibilas selama lima blas kali saat mencampurnya.
Di dalamnya, terdiri dari air bersih, minyak tanah, dan juga merang.
21. Sejarah batik banyuwangi
Kankung setingkes motif batik memiliki gambar berupa sayuran kangkung yang diikat pada sebuah ali.
Maknanya sangat penting, yakni sebuah kerukunan dalam kehidupan berumah tangga.
tumbuhan kankung merupakan inspirasi dari motif batik kankung setingkes ini, karena tumbuhan kankung banyak tumbuh di sekelilingin kita dan banyak digemari masyarakat sekitar, lho.
Karena tak hanya murah, rasanya juga sangat enak dan baik untuk kesehatan.
22. Sejarah batik banyumas
Motif batik banyuman cukup beragam.
Sejarah motif batik ini, terinspirasi dari flora yang ada di Banyuman.
Lukisan pada kain, lebih berupa sulur-sulur tumbuhan.
Sesuai dengan kondisi Banyuman dahulu yang merupakan hutan lebat,
Mengenai warna, batik Banyuman cenderung mempunyai warna yang gelap dan juga pekat.
23. Sejarah batik sidomukti
Batik Sidomukti mempunyai arti berupa harapan untuk mencapai lahir dan batin.
Banyak orang yang menggunakan batik Sidomukti saat upacara perkawinan adat Jawa.
Seperti digunakan saat tahap sirapan, panggih, dan ijab.
kain batik Sidomukti umumnya juga dinamakan kain sepasang.
24. Sejarah batik jawa
Awalnya, pembuatan batik Kraton secara keseluruhan dikerjaan di dalam Kratosn dan dibuat hanya untuk keluarga raja saja.
Mulai dari proses penciptakan ragam hiasan hingga pencelupan akhir.
Namun, seiring dengan kebutuhan wastra batik di lingkungan Kraton bertambah meningkat.
ehingga, pembuatan batik di luar Kraton bisa dibuat oleh kerabat serta abdi dalem yang tinggal di luar Kraton.
25. Sejarah batik jepara
Parang Poro yakni singkatan dari Parang Jeporo yang berarti Parang Jepara.
Adapun makna yang tersirat pada motif batik ini, menegaskan jika manusia harus selalu hidup berdampingan karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.
26. Sejarah batik bojonegoro
Batik Bojonegoro motif Parang Dahono Munggal, merupakan salah satu objek wisata ambulan Kabupaten Bojonegoro.
Kayangan api merupakan sumber abadi terbesar di Asia Tenggara, bahkan pernah menjadi tempat pengambilan api PON XV tahun 2000.
Parang artinya miring, dahana maksudnya api, dan munggal berarti menyala atau berkobar sepanjang waktu.
27. Sejarah batik trusmi cirebon
Batik yang satu ini mulai ada sejak abad ke 14, dianggap sebagai batik cukup tua juga.
Kala itu di suatu daerah di Kota Cirebon tumbuh banyak tumbuhan, lalu para warga menebang tumbuhan tersebut tetapi secara seketika kemudian tumbuh kembali.
Asal mulanya tanah itulah kemudian dinamakan Desa Trusmi yang berasal dari kata terus bersemi.
Di desa Trusmi ada banyak perajin yang mampu membuat dan memproduksi batik, bahkan bisa disebut sebagai praktisi hebat di bidangnya.
28. Sejarah batik keris
Sejarah yang satu ini dimulai pada tahun 1947, saat Almarhum Kasom Tjokrosaputro dan istrinya, Ibu Gaitini, mulai berdagang batik setelah menikah.
Mereka mengenal dan belajar batik dari orang tua Bapak Kasom Tjokrosaputro.
Setelah itu, barulah mereka membuka toko batik bernama “Keris” yang berisi motif khas di Jl. Kom. Yos Sudarso (Jl. Nonongan No. 62) di Kota Solo.
Disebabkan adanya perkembangan, mereka mendirikan pabrik batik di daerah Kemlayan, Solo, persisnya di belakang toko Keris.
Kemudian keduanya mendirikan pabrik printing batik di Kleco, Solo, hingga pembukaan toko di Sarinah tahun 1972.
29. Sejarah batik sekar jagad
Sebenarnya motif sekar jagad berasal dari daerah Jogjakarta dan Solo, yang mana latar belakang kain berwarna putih melambangkan hamparan peta dunia.
Secara harfiah, kata kar dalam bahasa Belanda artinya ialah peta, sementara kata jagad berakar dari bahasa Jawa yang artinya dunia.
Keseluruhan dari makna tersirat pada corak sekar jagad ialah keanekaragaman, entah itu yang terdapat di Indonesia maupun seluruh dunia.
Keanekaragaman tersebut berwujudkan motif bercorak geometris berulang dengan teknik ceplok atau dipasangkan secara bersisian.
30. Sejarah batik sulawesi
Di Pulau Sulawesi, salah satu cikal bakal batik dapat ditelusuri dari Kain Sarita dari Tanah Toraja di Sulawesi Selatan.
Kain ini memakai bubur ketan dan lilin lebah sebagai perintang warna.
Adapun kain Sarita dari Toraja, Sulawesi Selatan, memakai teknik menahan warna yang tak hanya menggunakan bubur ketan tapi juga menggunakan bahan dari lilin lebah.
Sarita pertama kali dikerjakan di wilayah pegunungan yang terisolasi sehingga sejak lama ada dugaan, Indonesia memiliki cikal bakal batik dari dalam wilayahnya sendiri.
31. Sejarah batik indramayu
Pembuatan batik klasik Indramayu diperkirakan telah dimulai pada masa kerajaan Demak yaitu tahun 1527, sebab banyak pengrajin dari Lasem yang hijrah ke Indramayu.
Tidak heran bila ada yang hampir serupa motifnya pada batik Indramayu dengan motif Lasem yang telah dipengaruhi oleh motif Tiongkok.
Meski demikian, batik dari Jawa Tengah satu ini masuk ke Indramayu melalui perantara para pedagang yang bolak balik antara wilayah Jepara dan Banten.
32. Sejarah batik kudus
Di era tahun 1935, batik Kudus sudah mulai ada lalu semakin berkembang pesat pada era 1970an.
Ragam corak dan motif batik Kudus cukup banyak karena pada masa itu pengrajin batik Kudus ada yang merupakan etnis keturunan Cina serta pengrajin penduduk asli atau pribumi.
Namun tetap pada khasnya, corak batik Kudus condong ke batik pesisiran yang punya kemiripan dengan batik Pekalongan maupun Lasem karena secara geografis daerah-daerah ini berdekatan.
33. Sejarah batik jawa tengah
Kerajinan batik di Indonesia sebenarnya telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit kemudian terus berkembang hingga kerajaan berikutnya.
Sejak saat itu pula, kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa yakni setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.
Terdapat beberapa daerah di Indonesia yang punya produsen batik, lho, yakni Pekalongan, Jogja, dan Solo.
Kota-kota di Jawa Tengah ini dianggap sebagai kota batik karena selain memproduksi batik, juga mempunyai ciri khas sendiri-sendiri.
34. Sejarah batik jawa barat
Menilik asal mula batik di Jawa Barat tak lepas dari kedatangan para pengungsi Perang Diponegoro selama tahun 1825-1830.
Mereka yang datang dari Jawa Tengah itulah yang menghasilkan batik Tatar Sunda.
Dalam buku Batik Tatar Sunda yang ditulis Saftiyaningsih Ken Atik dkk, dijelaskan pula bahwa sebagian pengungsi itu merupakan pembatik dari Banyumas.
Mereka banyak memberikan pengaruh, khususnya pada warna cerah latar batik Ciamis, Indramayu, dan Tasikmalaya.
35. Sejarah batik malang
Merujuk pada berbagai macam kegiatan upacara tradisional pada abad ke-19, akan banyak ditemui para pria dan wanita menggunakan medhang koro (hiasan kepala; udeng atau sewek) dengan Motif Batik Malang, Sidomukti.
Bila dicermati bersama, kemungkinan kegiatan membatik ini adalah budaya yang ditularkan oleh Kerajaan Mataram Kuno saat menguasai Kerajaan Singosari pada tahun 1222 M.
Motif batik Malang didominasi oleh gambar candi, tugu, dan sulur-sulur bunga.
36. Sejarah batik truntum
Batik truntum berawal dari buatan Permaisuri Sunan Paku Buwono III dari Surakarta Hadiningrat, yaitu Kanjeng Ratu Kencana atau biasa disebut Ratu Beruk yang mempunyai makna cinta yang tumbuh kembali.
Sejarah batik truntum berawal dari Ratu Beruk yang tak mampu memberikan keturunan kepada Sang Raja sehingga membuat beliau berniat untuk menikah lagi.
Kalau diperhatikan dengan seksama, pada batik truntum terdapat tatanan yang tampak seperti jajaran bintang yang gemerlap malam hari.
Hal ini melambangkan bintang yang selalu menemani Sang Ratu ketika tengah bersedih di tengah kesendiriannya.
37. Sejarah batik aceh
Sebenarnya wilayah Aceh tidak memiliki tradisi membatik seperti masyarakat Jawa pada umumnya, tetapi di bumi Serambi Mekkah juga terdapat produk kerajinan batik.
Kemungkinan besar hal ini dibawa oleh para pendatang dari pulau Jawa sebelumnya di masa kerajaan abad ke-19.
Motif Batik Aceh tampak unik dan khas karena menggunakan unsur alam dan budaya Aceh dalam paduan warnanya.
Beberapa warna yang digunakan pada Batik Aceh lebih dominan pada warna-warna cerah seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya.
38. Sejarah batik kediri
Batik yang satu ini mulai populer sekitar tahun 1980, setelah menggali dari sisi sejarah Kediri, peninggalan arkeologis, serta perkembangan masyarakatnya.
Pada saat itu pula lahir Busana Kediren, berupa Batik Bolleches dengan nama Garuda Muka.
Jenis batik ini sangat digemarii karena motifnya yang elegan serta dirasa cocok dengan kepribadian warga Kediri yang lembut dan ramah.
Adapun motif batik asli Kabupaten Kediri akan selalu berkembang sesuai perkembangan zaman.
39. Sejarah batik toraja
Sebelum kedatangan para pedagang Gujarat dan India, ternyata Suku Toraja telah lebih dulu memiliki motif batik tetapi untuk ukiran pada kayu.
Mengutip Heringa (1996), konon batik baru diperkenalkan oleh orang India, yakni saat Raja Lembu Amiluhur menikahkan putranya dengan putri asal Negeri India, sekitar tahun 700.
Disebutkan pula kalau batik dalam wujud yang lebih primitif justru telah dimiliki oleh orang Toraja (Tana Toraja, Sulawesi Selatan).
Motif khas batik Toraja diambil dari unsur alam seperti hewan, sementara warna khasnya adalah hitam, merah, putih, dan kuning.
40. Sejarah batik kalimantan timur
Motif batik Kalimantan Timur asal mulanya dari suku Dayak yang sudah mendiami Kalimantan dari dahulu.
Misalnya motif batang garing yang jadi simbol pohon kehidupan bagi suku Dayak, ataupun motif mandau yang berasal dari senjata khas suku Dayak.
Umumnya batik Kalimantan memiliki ragam warna yang lebih mencolok dan berani.
Selain itu, perpaduan warna yang dipakai menggunakan warna pastel seperti hijau, merah muda, jingga, maupun warna merah yang menjadi salah satu ciri khas kombinasi.
41. Sejarah batik lampung
Batik di Kota Lampung muncul karena gagasan salah satu penduduk Jawa yang lama menetap di wilayah lampung yaitu Gatot Kartiko dengan ide kreatifnya.
Ada pengembangan corak atau motif batik dari kain tenun tradisional Lampung yaitu kain tapis dan siger.
Kemudian Batik Lampung berkembang cukup pesat saat mulai dikenakan oleh Mantan Gubernur Lampung Bapak Sjachroedin Z.P. tahun 1970an.
Makna dan filosofi batik Lampung lebih condong pada kekayaan motif batik yang menunjukkan identitas Kota Lampung.
42. Sejarah batik pesisir
Istilah batik “pesisir” muncul dikarenakan letak asalnya berada di daerah pesisir utara Pulau Jawa seperti Cirebon, Indramayu, Bakaran, Lasem, dan lain sebagainya.
Umumnya pola yang ada pada batik pesisir lebih bebas dengan pilihan warna lebih beraneka ragam, sebab pengaruh budaya luar yang begitu kuat.
Selain itu, batik ini tidak seperti batik keraton sebab batik pesisir lebih ditujukan sebagai barang dagangan.
Adapun budaya luar pada batik pesisir sangat mempengaruhi bentuk ragam hias batik, khususnya pada saat masuknya agama Islam abad 16 silam.
43. Sejarah batik sumatra
Persebaran batik di tanah Sumatera sebenarnya sudah terjadi berabad-abad silam, sehingga memang beberapa coraknya erat terkait dengan kerajaan yang berkuasa ketika corak itu lahir.
Misalnya batik di tanah Aceh yang sudah lama ada berkat kegiatan perdagangan yang membawa batik Jawa Tengah sebagai komoditas pada abad ke-17.
Sementara di Medan, Sumatera Utara, motif yang berkembang cenderung mewakili ciri etnik yakni serupa dengan ulos.
Kalau di Riau berbeda lagi, lantaran terkenal dengan batik cap yang disebut batik Tabir.
Memang sejak 2014 lalu, kerajinan batik Riau digalakkan kembali dengan menggunakan canting serta menambahkan motif-motif baru yang bercorak Melayu.
44. Sejarah batik garut
Sebenarnya pada tahun 1945, Batik Garut semakin populer dengan sebutan Batik Tulis Garutan.
Kemudian batik ini mengalami masa kejayaan antara tahun 1967 – 1985.
Sayangnya karena keterbatasan bahan dan modal serta lemahnya strategi pemasaran yang diterapkan kala itu, para penerus generasi dari Batik Garut mengalami penurunan.
Namun di tahun semakin berkembangnya batik lain di sepanjang Pulau Jawa tahun 2000an, Batik Garut juga masih unjuk gigi soal keindahannya.
45. Sejarah batik parang
Kata Parang asalnya dari Pereng atau lereng atau tebing yang mempunyai bentuk garis diagonal sebagaimana tertulis dalam motif batik ini.
Biasanya dalam motif ini terdapat susunan yang membentuk seperti huruf S, saling terkait satu sama lain, saling menjalin, yakni melambangkan sebuah kesinambungan.
Adapun bentuk huruf S ini sendiri diadaptasi dari bentuk ombak lautan, menggambarkan semangat yang tidak pernah padam.
Motif batik asli Indonesia yang satu ini sudah ada sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).
Batik Parang diciptakan oleh pendiri Keraton Mataram, sehingga tak jarang menjadi pedoman utama dalam menentukan derajat kebangsawanan seseorang kala itu dan hanya boleh dikenakan raja serta keturunannya.
46. Sejarah batik maluku
Sama seperti penyebaran batik pada umumnya di abad ke-17, batik ada di daerah Maluku juga merupakan bawaan -para pedagang yang berdatangan.
Motif dalam permukaan batik Maluku merupakan kumpulan hal yang menjadi ciri daerah ini misalnya saja hasil bumi pada Motif Batik Pala, Motif Batik Cengkih, Motif Batik Parang, serta budaya asli yang tampak pada motif batik salawaku.
Motif batik salawaku tersebut merupakan motif batik yang memperlihatkan bentuk dari senjata khas daerah, dan motif batik tifa totobuang yang memperlihatkan alat musik tradisional masyarakat Maluku.
47. Sejarah batik baduy
Sayangnya tidak ada informasi banyak tentang sejak kapan Batik Baduy ada atau pertama kali dihasilkan, tetapi saat ini Batik Baduy menjadi salah satu batik yang digemari oleh masyarakat Indonesia khusunya masyarakat Banten.
Ciri khas yang menjadi identitas batik ini yaitu warna yang didominasi oleh warna hitam dan biru yang terang.
Warna-warna tersebut mempunyai makna dan arti tersendiri bagi masyarakat Suku Baduy, yakni sebagai bentuk kecintaan kepada alam.
48. Sejarah batik palembang
Sejarah Batik Palembang awal mulanya tetap dari Pulau Jawa sekitar 100 tahun lalu dengan motif yang sudah beradaptasi dengan Kota Palembang.
Batik Khas Palembang tersebut memiliki keunggulan yang tak kalah menarik dengan batik lain.
Secara umum Batik Palembang memiliki motif yang mengikuti syariat Islam yaitu tidak menggunakan gambar binatang maupun manusia.
Motif khas Batik Palembang adalah Motif Bunga Teh dan Motif Lasem yang dihiasi garis simetris serta berbagai simbol tanaman, sedangkan Motif Bunga Teh dipenuhi dengan gambar bunga teh segar.
49. Sejarah batik sasirangan
Kota Banjarmasin memang terkenal akan kerajinan kain tenun Sasirangan dengan sentra kerajinan berada di Kampung Sasirangan.
Berdasarkan catatan sejarah literatur, abad ke-12 hingga abad ke-14 memasuki masa pemerintahan kerajaan Dipa di Kalimantan Selatan, ketika itu masyarakat sudah mengenal Kain Calapan.
Namun, saat ini lebih terkenal dengan nama Kain Batik Sasirangan.
Adapun menurut hikayat lama, kain batik sasirangan dibuat pertama kali oleh Patih Lambung Mangkurat yang berawal dari kisah ritual semedi atau bertapa selama hampir 40 hari 40 malam di atas suatu rakit balarut banyu.
50. Sejarah batik jlamprang
Batik Motif Jlamprang berasal dari wilayah Pekalongan dan salah satu batik cukup populer yang diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan.
Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola asli India yang berbentuk geometris, kadang berbentuk bintang atau mata angin dan memanfaatkan ranting dengan ujung berbentuk segi empat.
Pada saat pedagang dari Gujarat (India) datang di pantai utara Pulau Jawa, mereka berbondong-bondong membawa kain tenun dan bahan sutra khas Gujarat dalam barang dagangannya.
Warna yang umum digunakan adalah merah dan biru indigo.
51. Sejarah batik lukis
Batik lukis diproses dengan cara langsung melukis pada kain putih atau polos.
Latar belakangnya merupakan pengembangan dari batik tulis klasik, oleh sebab itu batik lukis masih mengandung unsur yang sama dengan batik tulis dalam aspek bahan, pemrosesan, serta pewarnaan.
Bagaimanapun juga, karena terpengaruh seni lukis modern jadi terdapat banyak sekali perbedaan dalam hal tampilan, tidak terkecuali pada motif dan warna.
52. Sejarah batik modern
Batik Modern merupakan batik dengan cara pengerjaannya tidak terkait oleh aturan tertentu, baik dalam hal pembuatan susunan motif ataupun warna yang digunakan.
Oleh karenanya, batik modern memiliki teknik pengerjaan lebih mudah dan lebih menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Jenis batik satu ini lebih menonjolkan sisi keindahan dan menyesuaikan dengan model baju yang lebih modern agar tidak terlihat kuno.
Tak perlu khawatir sebab batik modern cenderung lebih mudah ditemui di pasaran dibandingkan keberadaan batik tradisional dan harganya pun tidak telalu tinggi.
53. Sejarah batik jember
Kegiatan membatik di wilayah Jember, Jawa Timur, sejatinya sudah ada sejak jaman Belanda atau saat batik Van Zuylen alias batik pekalongan populer di Eropa.
Tidak ada catatan resmi soal kapan awal mula kegiatan membatik di kota ini, tapi yang jelas mulai tahun 2010 produsen batik Rolla mengangkat kembali motif batik Jember yang pada akhirnya ditahbiskan menjadi batik Jember.
Perlu diketahui kalau motif batik Jember buatan mereka tidak lagi mengikuti tata aturan motif batik seperti motif batik Solo, batik Jogja, maupun batik Pekalongan tapi justru lebih mengarah suatu motif yang bebas dan kontemporer.
Saat ini batik sudah menjadi produk unggulan Indonesia, kehidupan masyarakat di banyak wilayah tak pernah lepas dari membuat batik.
Dengan mengenal lebih dalam tentang sejarah batik, kita akhirnya bisa menghargai warisan ini menjadi karya seni budaya yang dikagumi di dunia.
Dari berbagai jenis batik yang ada, masih tetap saja tidak ada yang bisa menandingi keindahannya bila kita sebagai orang Indonesia dengan bangga menggunakannya.
Lulusan dari sekolah mode di bilangan Jakarta. Sedang berproses agar bisa jadi desainer. Senang berbagi lewat blog pribadi. Cuma punya 1 facebook yaitu Farah Nisa.