Pada postingan kali ini kami akan mengajak Anda berwisata ke satu daerah yang eksklusif melalui tulisan ini.
Apakah yang membuatnya eksklusif? Yap, tidak lain karena di sana menjadi sentral pembuatan batik bahkan memberikan Anda 4 paket wisata sekaligus dalam sekali traveling. Namanya adalah Kampung Batik Laweyan .
Adapun 4 paket wisata tersebut adalah wisata belanja, wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata edukasi.
Daftar Isi
Asal Mula Adanya Kampung Batik Laweyan
Sebelum Anda benar-benar berwisata secara nyata, alangkah lebih baik untuk mengenal terlebih dahulu mengenai beberapa hal tentang wisata menarik ini.
Kampung Batik Laweyan terletak di kota Solo.
Termasuk tentang asal mulanya kampung ini diresmikan.
Bagi Anda yang baru pertama kali mendengar kata Laweyan tentu masih merasa asing.
Nama Laweyan awalnya adalah sebuah sebutan yang diperuntukkan bagi kalangan masyarakat kelas atas.
Sebutan jawanya adalah Wong Nglawiyan yang bermakna kaluwih-luwih atau berlebih kondisi ekonominya.
Pasalnya daerah ini dijadikan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan masyarakat yang menggeluti sektor perdagangan, khusunya batik.
Para saudagar batik tulis khas Jawa bertempat tinggal di sana.
Dalam versi yang lain mengenai arti kata laweyan, ia memiliki keterkaitan dengan benang (lawe).
Di zaman dahulu proses produksi benang dilakukan di sana dikarena banyak sekali pohon kapas berkualitas yang tumbuh subur.
Sebab itu pula kampung Laweyan menjadi pusat pemintalan benang.
Tidak lama setelah itu kawasan tersebut berubah menjadi tempat pembuatan kain tenun.
Kemudian lambat laun kegiatan membatik mulai muncul yang ternyata berlannjut hingga saat ini.
Awal mula berkembangnya membatik tersebut adalah pada masa kerajaan Pajang.
Sejatinya batik sudah ada sejak abad 7-9 yang bertepatan dengan zaman kerajaan Sriwijaya.
Inilah alasan mengapa hampir dari semua aspek dari kampung Laweyan memiliki nilai jual tinggi dari segi sejarah masa lalu.
Ini pula yang sangat diupayakan oleh masyarakat di sana untuk hidup rukun dan selaras.
Hal demikian karena di kampung Laweyan terdiri dari pengusaha batik yang beragam.
Namun ada pula sebagian penduduk lainnya yang tidak berlatarbelakang usaha batik sama sekali.
Muncullah rencana pembuatan kawasan kampung wisata batik untuk mengayomi dan menyatukan semua masyarakat.
Berbicara mengenai perintis dari kampung bersejarah ini, Kyai Ageng Henis atau juga disebut Kyai Ageng Laweyan adalah nama penting yang pasti disebutkan pertama kali.
Ia adalah keturunan Raja Brawijaya V yang tinggal di kampung tersebut sejak tahun 1546 dan mengajarkan seni membatik kepada para santrinya.
Jadi sudah bisa ditebak sebutan kampung Laweyan diambil dari nama beliau.
Dengan adanya kegiatan membatik tersebut kondisi ekonomi masyarakat meningkat karena berkembang menjadi usaha batik.
Barkat jasanya, makam beliau banyak dikunjungi para peziarah yang terletak di pemakaman Laweyan.
Selain Kyai Ageng Laweyan, ada pula seseorang yang turut andil dalam menorehkan sejarah berdirinya kampung heritage ini.
Namanya yakni K.H. Samanhudi yang merupakan seorang saudagar batik.
Inisiatifnya dalam menghimpun seluruh saudagar batik muslim yang ada di laweyan dilakukan dengan strategis.
Hal tersebut bertujuan untuk melawan kekuasaan Belanda yang semakin melemahkan kekuatan keraton.
Maka pada tahun 1905 terbentuklah Serikat Dagang Islam di bawah prakarsanya itu.
Kerja keras serta jasanya tersebut membuahkan hasil yang sangat menakjubkan.
Terlihat pada perkembangan kampung Batik Laweyan yang menjadi perburuan banyak wisatawan lokal bahkan internasional.
Untuk memberikan penghargaan dan penghormatan, K. H. Samanhudi diberi sebuah rumah oleh Presiden Soekarno.
Rumah tersebut masih ada hingga sekarang sebagai hunian anak cucunya.
Di sekitar itu pula terdapat museum Samanhudi guna mengenang jasa-jasanya.
Kondisi Kampung Batik Laweyan Saat ini
Sebagaimana namanya, tempat ini dipenuhi dengan pengrajin dan pedagang batik.
Jika Anda pecinta batik lalu singgah ke kota Solo, maka wajiblah kampung Laweyan menjadi list destinasi wisata Anda.
Luasnya kampung ini adalah 24,83 hektar yang menjadi pusat penghasil batik dengan suasana lingkungannya yang masih lawasan.
Mulai abad ke-19 Kampung Batik Laweyan dinobatkan sebagai ikon batik kota Solo yang mana telah ada lebih dari 250 motif batik yang dihasilkan.
Batik Laweyan pun telah dipatenkan sebagai batik yang memiliki ciri khas motif berwarna lebih terang.
Mata pencaharian penduduknya pun mayoritas adalah pedagang batik.
Terkait kondisi bangunan beserta akses jalanan Laweyan, kampung ini memiliki style arsitektur yang menawan.
Terlihat dari tingginya dinding-dinding bangunan serta banyaknya gang sempit yang merupakan ciri khas dari kampung ini.
Oleh karena itu banyak sekali wisata dari mancanegara tertarik dan penasaran untuk datang ke kampung Laweyan.
Masih banyak rumah para saudagar batik yang bergaya kuno.
arsitektur Jawa, Cina, Eropa dan Islam bersinergi di kampung ini.
Bangunan-bangunan yang mewah bertahan hingga sekarang dan menjadi bukti kejayaan saudagar batik asli pribumi di zaman dahulu.
Apa Saja yang menarik di Kampung Batik Laweyan Solo?
Jika Anda masih ragu untuk datang ke sana, kami akan memberikan gambaran apa saja hal positif dan keuntungan menjadi wisatawan Kampung Laweyan.
1. Wisata Belanja
Belanja menjadi salah satu kegiatan penting bahkan bisa dikata wajib bagi para traveler yang mengunjungi suatu daerah, kota, atau pun Negara.
Hal itu tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan oleh-oleh kepada keluarga dan teman yang menjadi ciri khas dari tempat wisata tersebut.
Bisa juga tujuannya sekadar untuk mengoleksi barang-barang unik dari setiap tempat yang dikunjunginya.
Kampung Batik Laweyan menjadi destinasi yang menarik untuk berlanja, khususnya barang—barang berbau batik di sana.
Karena banyak sekali pilihan motif dan modelnya yang kemungkinan tidak di temukan di tempat lain.
Selain berburu barang, menikmati kuliner juga menjadi satu keharusan dong.
Di kampung Laweyan ini tersedia makanan kahs solo seperti apem, kue ledre, sate kere, pecel, tengkleng, dan garang asem yang nikmatnya tidak bisa ditukar dengan apapun.
Wedangan di Laweyan yang recommended untuk dinikmati kulinernya adalah Wedangan Rumah Nenek.
Tempatnya mengusung tema bangunan joglo yang memiliki corak desain Jawa-Belanda.
2. Workshop membatik
Berbelanja atau melihat-lihat koleksi batik mungkin tidak terlalu menarik.
Namun di kampung batik Laweyan, Anda tidak hanya akan melihat saja.
Anda pun bisa merasakan sensasinya membatik bersama warga kampung Laweyan.
Mereka menyediakan workshop membatik untuk para pengunjung selama kurang lebih 2 jam.
Menariknya lagi, hasil dari latihan membatik tersebut bisa Anda bawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Apabila ingin lebih mahir lagi, tersedia pula latihan membatik secara intensif.
Mengenai biaya pelatihan singkatnya relative murah.
Untuk membatik kain ukuran 50×50 cm mulai dari Rp50.000-Rp100.000.
Berbeda untuk kain ukuran 30x30cm, biayanya lebih murah yakni mulai dari Rp25.000-Rp75.000.
Harga ini bergantung pada jumlah peserta yang ikut.
Semakin banyak pesertanya, semakin murah tiketnya.
Harga untuk wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal berbeda.
Wisatawan lokal mendapat harga lebih murah Rp10.000-Rp.25.000.
Apalagi jika Anda adalah mahasiswa, maka harganya bisa lebih murah hingga setengahnya.
3. Wisata Sejarah dan Budaya
Sebagaimanna sempat disinggung di sub pembahasan sebelumnya, kampung ini memiliki nilai historis yang wajib Anda tahu.
Terdapat beberapa museum yang mengenalkan cerita berdirinya kampung wisata batik ini melalui peninggalan barang-barang dan karya seni yang menarik.
Di setiap gang sempit yang ada di sana, Anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman baru.
Terdapat beberapa spot yang mengandung situs sejarah selain museum.
Seperti adanya monument berbenuk tugu hitam di salah satu persimpangan.
Tugu tersebut diyakini sebagai lokasi berdirinya pasar di zaman kerajaan Pajang.
Ada pula tempat yang dulunya menjadi sentral perdagangan di masa yang sama, yakni Bandar Kabanaran.
Sembari menyusuri jalanan dan belajar sejarah dari bangunan serta galeri-galeri batik yang ada, Anda juga bisa menikmati suasana lawasan semakin sempurna.
Hal itu didukung dengan adanya music-musik tradisional yang diputar di beberapa rumah warga.
Keroncong, karawitan, dan rebana akan menemani traveling Anda.
4. Lokasi Instagramable
Kabar baik bagi Anda yang suka berburu konten fotografi dan videografi untuk melakukannya di Kampung Batik Laweyan.
Kamera wajib dibawa atau paling tidak menggunakan kamera ponsel yang saat ini tidak kalah bagus hasilnya.
Kampung ini memiliki penampakan bangunan kuno yang menarik untuk diabadikan.
Nuansa vintage benar-benar terasa saat Anda bertemu dengan rumah yang berarsitektur Eropa, China, dan Islam. Lawas namun tak pernah usang dimakan usia.
Dijamin foto-foto Anda di sana instagramable berkat desainya yang megah dan eksotis.
Akses Menuju Kampung laweyan
Ancer-ancer untuk memudahkan sampainya Anda di wisata batik adalah stasiun Purwosari.
Hal itu karena Laweyan sangat dekat dengan stasiun tersebut.
Namun pastikan terlebih dahulu Anda mencapai kota Solo untuk menemukan kampung ini.
Bagi Anda yang menaiki kendaraan pribadi, lewatilah jalan raya Solo.
Nah bagi Anda yang menggunakan transportasi umum, kami sarankan untuk naik kereta Prameks dengan tujuan stasiun Purwosari.
Hanya butuh waktu sekitar 5 menit menuju Laweyan jika Anda sudah tiba di stasiun.
Masuklah ke Jalan Briegjend Slamet Riyadi.
Perhatikan petunjuk jalan dengan seksama, belok lah ke arah kanan menuju jalan Perintis Kemerdekaan.
Ikuti terus rute jalan tersebut hingga tiba di Jalan. Dr. Radjiman.
Di sanalah Kampung atik Laweyan berada.
Mudah, bukan?
Kampung wisata batik ini sungguh sayang untuk dilewatkan.
Sebagai pecinta dan kolektor batik, Anda harus memasukkannya pada destinasi wajib ketika bertandang ke Solo.
Kampung Batik Laweyan akan memanjakan mata, telinga, lidah, perasaan, hingga otak Anda.
Maka mengunjunginya bukanlah sebuah kesia-siaan.
Terlebih jika Anda pergi bersama keluarga maupun teman.
Pasti lebih menyenangkan.
Jam buka wisata batik ini mulai pukul 08.00 dan tutup pukul 20.00 WIB.
Lulusan dari sekolah mode di bilangan Jakarta. Sedang berproses agar bisa jadi desainer. Senang berbagi lewat blog pribadi. Cuma punya 1 facebook yaitu Farah Nisa.