Hijrah ke Kalimantan mengingatkan kami pada Suku Dayak, apalagi keberadaan mereka sangat menarik minat dan keingintahuan dunia Internasional.
Menurut cerita hikayat, sebutan nama ‘Dayak’ merupakan panggilan kolektif yang ditujukan bagi orang dayak karena melihat adanya budaya dan bahasa yang beragam, kehidupan mereka pun juga sangat lekat dengan aktivitas perairan sungai (budaya sungai).
Realitas yang mereka lakoni sehari-hari akhirnya tercermin dalam sebidang kain motif Dayak yang dinilai mempunyai unsur keunikan tersendiri.
Batiknya pun menggambarkan keberaniaan dan harmonisasi kebudayaan suku Dayak di tengah-tengah masyarakat hingga saat ini.
Selain itu, mereka para seniman atau pengrajin juga memilih menggunakan warna yang tegas dan kuat sehingga menjadi lebih menarik.
Corak Batik Dayak pun beraneka ragam disertai proses pembuatannya yang menggunakan teknik batik jumputan, cap, celup, atau tulis.
Kini, beragam motif tersebut juga dikembangkan dalam bentuk vector maupun gambar atau foto png.
Nah, untuk lebih jelasnya lagi kami sudah menyiapkan ulasan ringkasnya sebagai berikut!
Sejarah dan Pernak-Pernik Batik Dayak
1. Batik Dayak – Kalimantan Barat
Kehidupan Suku Dayak yang telah lama tinggal sekian lama di tanah di Kalimantan memberikan pengaruh budaya yang bisa kita saksikan melalui corak batik pada kain khas Kalimantan Barat.
Meskipun demikian, pembuatan batik Kalbar yang mengadopsi berbagai kebudayaan dan adat istiadat suku tersebut tak lantas bisa langsung dibuat tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Kepala Adat suku setempat yang berwenang.
Batik dayak pada kain Kalimantan Barat mengandung beragam unsur seperti hubungan alam, makna spiritual atau religiusitas manusia, dan beberapa nilai yang terpendan serta sudah melekat dalam suku tersebut.
Dari deretan batik di atas, ada salah satu motif batik Tidayu (nomor 4) yang dipenuhi oleh corak tiga budaya.
Di antaranya adalah Dayak, China (Tionghoa), dan Suku Melayu, sehingga polanya terlihat sangat unik dan halus tetapi tegas di waktu bersamaan.
Salah satu ciri khas batik Tidayu yakni ada beberapa material kain yang menerapkan warna tinta gold atau kuning keemasan dalam corak batiknya.
Nah, hal inilah yang bikin corak batik Tidayu sangat menarik minati masyarakat baik lokal maupun internasional walaupun per sekian meternya dijual dengan harga yang tergolong mahal.
Di market place Indonesia pun dibanderol dengan nilai kira-kira Rp550.000,00 -Rp2.000,000,00.
2. Batik Dayak – Kalimantan Tengah
Batik dayak dari Kalimantan Tengah yang terpopuler adalah batik Benang Bintik.
Motif ini sudah menjadi bukti dan saksi betapa uniknya kebudayaan dari suku asli Kalimantan Tengah yaitu suku Dayak.
Bentuk coraknya lahir dari ukiran yang kerap digunakan masyarakat Dayak pada zaman dulu, tepatnya ketika mereka melakukan sebuah ritual beserta tata upacara adat.
Kepercayaan para leluhur asli suku Dayak dikenal dengan sebutan ‘Kaharingan’ yang diketahui telah memberikan pengaruh besar terhadap corak & pola Batik Benang Bintik.
Salah satu simbol yang ada pada kepercayaan suku Dayak dapat kita lihat melalui ornamen pohon kehidupan (mereka menyebutnya ‘Batang Garing’) yang menggambarkan kisah rakyat terhadap keberadaan ‘Pohon Kehidupan’ suku Dayak.
Pohon ini mengandung makna filosofis sendiri bagi Suku Dayak, yakni adanya hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan Pencipta Alam Semesta juga hubungan bersifat horizontal antara manusia dengan sesama makhluk hidup lainnya.
Wujud dan istilah ‘Batang Garing’ disebut-sebut menjadi ciri khas dari motif batik Benang Bintik Kalteng.
Sementara itu, motif lainnya yang juga tak kalah populer adalah corak guci, balain nihing, tombak, tameng, dan kawit tuyan.
3. Batik Sasirangan – Kalimantan Selatan
Istilah ‘Sasirangan’ berasal dari kamus Banjar yakni ‘sirang’ atau menyirang yang diartikan sebagai ‘menjahit bersama-sama’.
Makna tersebut menggambarkan bagaimana proses jahitan manual (dari tangan) bersatu dengan pola tenun kain tradisional yang dianggap agak rumit.
Teknik pembuatan batik Sasirangan sekilas mengingatkan kita pada batik Jumputan, yang dibuat melalui proses pewarnaan atau batik sogan yang berasal dari tanah Jawa.
Perbedaannya terletak pada peralatan yang digunakan.
Sebab,Sasirangan diproses menggunakan kain pembatas yang berasal dari tali atau benang dengan ukuran tertentu, bukan malam/lilin juga canting.
Para pengrajin batik menjahit pola pada sebidang kain, lalu mereka mengikat pola yang akan dijadikan batik dengan tali supaya terhindar dari campuran warna lain (tidak terkontaminasi), setelah itu kain tersebut akan dicelupkan ke dalam wadah berisi pewarna.
Agak berbeda dari warna alami batik lainnya, batik khas dari Kalsel ini menggunakan pewarna alami yang diambil dari akar kunyit untuk mendapatkan warna kuning, sari buah kara bintang, serta dan pinang untuk mengambil warna merah, warna gelap, tanah, dan cokelat.
Namun di era modern seperti sekarang ini, mereka juga menggunakan pewarna kimia supaya memudahkan proses pembuatan batik.
Ya seperti warna biru di atas.
Proses pewarnaan dalam membatik Sasirangan disebut dengan ‘pewarnaan rintang’.
Berdasarkan lbahasan literatur sejarah, batik ini mulai dikembangkan pada abad ke-12 sampai abad ke-14, tepatnya di era masa pemerintahan kerajaan Dipa yang berada di Kalimantan Selatan.
Namun zaman tersebut, masyarakat lebih kerap menyebut material yang digunakan kain Calapan, yang juga kita kenal dengan nama Kain Batik Sasirangan di era saat ini.
Jika kita melihat sejarah berdasarkan hikayat lama, batik sasirangan pertama kali dibuat oleh Patih Lambung Mangkurat.
Ia berhasil membuat kain batik tersebut setelah menghabiskan waktunya selama kurang lebih 40 hari 40 malam untuk bertapa di atas sebuah rakit balarut banyu.
Menurut cerita, di detik-detik terakhir ia menjalani pertapaannya, rakit Patih Lambung Mangkurat berhasil mencapai wilayah rantau kota Bagantung.
Di daerah tersebutlah, beliau mendapati buih yang diiringi suara merdu seorang wanita bernama Putri Junjung Buih (tak lama kemudian menjabat sebagai Ratu di Banua).
Tak langsung menemui sang Patih, Putri mengajukan syarat bahwa ia mau muncul ke permukaan kalau laki-laki tersebut bisa membuat satu buah istana Batung dan kain dalam waktu satu hari satu malam.
Namun, kain yang diminta oleh Putri Buih harus dibuat dengan cara ditenun dan dicelup melalui proses pewarnaan dengan motif wadi (padiwaringin) yang mesti dikerjakan oleh 40 orang putri.
Dari cerita itulah, nama batik Sasirangan muncul dan mulai dikembangkan oleh generasi penerus.
4. Batik Dayak – Kalimantan Utara
Yang paling terkenal dari batik dayak Kaltara adalah motif batik Tarakan.
Batik ini dibuat karena terinspirasi dari luasnya kekayaan alam yang ada di Kota Tarakan, seperti jenis flora dan faunanya.
Lebih dari itu, motif ini juga berusaha mengangkat tema kehidupan di alam melalui penggunaan warnanya yang berasal dari bahan-bahan asli alam dan tidak menggunakan pewarna kimia atau sintesis.
Tujuannya adalah supaya tetap bisa menjaga kelestarian alam terutama lingkungan.
Motif Batik Tarakan diisi oleh corak kayu dan ornamen yang berkitan dengan alam.
Bahan yang digunakan untuk membantik biasanya kulit kayu mangga, kulit kayu mahoni, kulit bakau, daun ketapang, dan seluruh jenis tumbuh-tumbuhan yang mampu menghasilkan warna alami.
5. Batik Dayak – Kalimantan Timur
Kebanyakan motif batik Kalimantan Timur dipengaruhi oleh kebudayaan suku Dayak yang telah lama mendiami wilayah Kalimantan sejak dahulu.
Seperti motif burung Enggau yang menjadi ikon khas kalimantan.
Motif yang ada pada batik dayak sendiri mencerminkan kehidupan budaya masyarakat Dayak, yang mana digambarkan melalui motif“sungai” karena pada dasarnya ada banyak sekali aktivitas mereka yang tidak bisa dilepaskan dari sungai.
Batik Kaltim dibuat dari berbagai jenis bahan.
Pengrajin menggunakan beberapa material seperti semi sutra, sutra, serat sutra, katun dobby, serat nanas, dan lainnya yang biasa dikenal dengan istilah ulap doyo.
Kain berbahan sutra dapat dibilang paling mendominasi karena termasuk dalam bahan unggulan.
Material tersebut juga banyak dipilih oleh masyarakat sebagai bahan kain batik dengan harga fantastis.
Selain itu, motif ini juga berhasil memukau dunia lantaran digunakan sebagai tato dengan beragam font oleh masyarakat Dayak sendiri.
6. Motif Batik Dayak Lainnya
Nah, begitulah beragam batik dayak dari pelbagai penjuru pulau Kalimantan.
Ada yang simple, rumit, dan unik.
Kamu bisa membeli bahan kain songket, katun dobby bermotif dayak di sejumlah market place Indonesia.
Lulusan dari sekolah mode di bilangan Jakarta. Sedang berproses agar bisa jadi desainer. Senang berbagi lewat blog pribadi. Cuma punya 1 facebook yaitu Farah Nisa.